Thursday 26 December 2013

Rumah yang Tak Ramah


Kata seorang temanku, aku adalah individu yang memiliki tipe pengamat. Menurutku, “pengamat” merupakan aspek yang wajib ada dalam diri kita sebagai makhluk sosial, ini tak pernah ada di pelajaran Sekolah Dasar. Jika “mengamati” termasuk ke dalam “tipe”, berarti keberadaannya menjadi sangat fleksibel. Bisa ada, boleh tidak. Karena mengamati sejatinya adalah melatih daya pikir dan kepekaan. Sebagian temanku juga menyebutku sebagai orang yang sinis dalam berkata dan dalam memberikan komentar. Aku berbicara terhadap apa yang aku lihat dan pikirkan. Pengamat harus obyektif, tetapi subyek tetap menjadi  variabel yang sangat penting. Tak kalah penting adalah tak pernah ada niat untuk menyakiti siapapun dengan cara apapun, apalagi dengan lisan ini. Sorry.
Aku mengabadikan tulisan ini (Menulis untuk keabadian, -Kata teman di keluarga organisasi yang aku ikuti. Jadi sekarang aku tak pernah menulis tulisan, tapi mengabadikannya) atas hasil pengamatan dasar yang sudah aku lakukan. Mengunakan “Akal dan Penginderaan”, dengan lincah aku membuat kesimpulan. Walaupun pemikir seharusnya tidak boleh cepat-cepat mempercayai dan mengambil kesimpulan, bahkan menjadikan kesimpulan sebagai tujuan. Haram!