Monday 6 January 2014

Tahun baru? (Imitasi, urgensi, resolusi dan sugesti)



“Yudha bobo dulu sanah, katanya kan ntar malem mau nyalain kembang api,” pinta Mama pada 31 Desember sore.
Pada pagi 1 januari aku terbangun dan menangis, “Mama kok endak bangunin aku?”
Imitasi.
Dulu terasa sangat kecewa hanya karena tertidur di malam tahun baru. Kenapa aku sebegitu pengennya merayakan tahun baru dengan kembang api yang menyebarkan madu kecerahannya? Percakapan tadi berlangsung ketika aku masih kanak-kanak, sekitar angkatan muda waktu SD. Ya, semuanya karena ada kejadian serupa yang sebelumnya pernah terjadi dan aku menirunya. Dalam teori dasar Interaksi di Sosiologi ada yang namanya Imitasi dan Identifikasi, inti dari kedua istilah itu adalah adanya kehendak dalam setiap individu untuk melakukan proses meniru, menginginkan untuk menjadi sama, dan pada tingkatan paling akhir dalam proses itu individu akan menemukan tokoh yang diidolakan. Dalam kaitannya dengan malam tahun baru, memoriku ketika masa kanak-kanak merekam kegiatan malam tahun baru yang dilakukan pemuda lingkunganku saat itu, nongkrong di jalan utama meniup trompet, mengenakan topi kerucut dan menyalakan kembang api. Mungkin seperti kakak tingkat yang mengospek adik tingkatnya kerena dulu juga kena ospek, tapi kembang api tak seseram ospek kok, hehe. Aku pengen, karena orang sebelumnya juga melakukannya. Kenapa aku tidak boleh melakukannya?

Thursday 2 January 2014

Ultramanku Pergi ke Lawu

Karena aku belum bisa pergi naik gunung, maka aku diwakilkan oleh Ultraman pada 24 desember 2013. Jadi aku menitipkan Ultramanku dan memfotonya ke @Esdaniar. Thanks Esd!