Wednesday 16 April 2014

Rumah Lego


Seperti halnya permainan lego, tulisan ini mengibaratkan perasaan bisa disusun dan diubah bentuk semaunya, tanpa merasa bersalah, tanpa ikatan apapun pada bentuk sebelumnya.

Kan kupunguti kepingan hidupku, kuambil satu persatu. Dan kan kubangun lagi, seperti menyusun rumah lego. Jangan khawatirkan apa jadinya, karena kalau ada yang keliru, kalau ada yang tak pas dengan hati, kita bisa menyusunnya kembali.

Seperti halnya dengan tiga kata ajaib, aku cinta kamu, yang mampu menciptakan kehidupan seseorang, sekaligus mampu menghancurkan kehidupan seseorang. Aku tak peduli lagi dengan kata itu. Hatiku, bisa kususun ulang. Tapi, seluruh cinta itu hanyalah untukmu.

Karena aku, adalah satu-satunya orang yang kau miliki, yang kau percayai untuk menyusun kehidupanmu. Saat mendung menggantung, hari gelap di bulan Desember yang dingin, kita ada untuk saling menghangatkan. Saat hatimu galau dan tak bisa disembuhkan, aku akan selalu ada untukmu, untuk melindungimu dari badai kehidupan ini, yang sewaktu-waktu bisa menghancurkanmu.

Tenang saja, hatiku tak mudah tersentuh. Tenang saja, aku tak punya cinta. Aku tak mudah jatuh cinta. Tapi aku sayang kamu, karena hanya kamu lah yang kumiliki. Dari segala hal yang kulakukan, semua kulakukan demi dirimu. Sepertinya, aku semakin menyayangimu akhir-akhir ini.

Mungkin kau pikir aku tak peduli. Memang begitulah. Atau malah kau pikir aku tak waras. Bisa jadi. Tapi, bukan karena aku mencintaimu. Aku hanya peduli padamu. Aku sayang kamu, tapi hanya sebatas itu. Kurasa akhir-akhir ini aku semakin menyayangimu.

Kan kulukis dirimu serupa angka, agar bentuknya jelas tak kemana-mana. Lalu kuwarnai, agar tak semenyeramkan angka yang kaku tak seperti bahasa.
Jika seluruh keadaan sudah membaik, aku akan memamerkan gambar dirimu, kubingkai dengan cantik, kupajang di dinding. Agar semua orang mengenalmu dan kau jadi tambah percaya diri karena hal itu.

Memang tak pantas kukatakan semua ini padamu. Bahwa aku tak peduli, bahwa aku tak mencintaimu. Tapi, aku pernah berada di posisimu. Tertolak, sendirian. Kini, aku tak berani berharap lagi. Aku sayang kamu, dan ini sudah cukup. Aku tak berani meminta kau membalasnya. Cukup kuserahkan saja hatiku padamu, rawatlah dengan baik, jangan kau siakan.

Dan biarkan aku merdeka menjalani hidupku. Tanpa jatuh cinta yang membelengguku. Biarkan saja diriku menjelajah segala rasa, berkelana ke mana-mana. Karena sepertinya, yang menghubungkanku dengan rasa jatuh cinta telah teputus. Dan menyayangimu, adalah batas terakhir yang bisa kulakukan.

Ed Sheeran