Hai.
Membahas teman, menurutku teman itu gratis dan tidak ada habisnya. Gratis,
karena untuk mendapatkannya tidak memerlukan uang, upah ataupun upeti, malah
kita bisa bebas memilih, bebas memilah. Saking gratis dan bebasnya, teman itu
sangatlah banyak keberadaannya, berbagai jenis dan tipe juga. Menurutku kalimat
“mencari teman” itu agak keliru, yang benar “memilih teman”, karena teman itu
sudah tersedia dan tinggal memilihnya saja. Semua bisa dijadikan teman, karena
pada awalnya mereka adalah teman. Banyak orang berucap “belajar malam dengan
ditemani secangkir kopi”, nah secangkir kopi saja bisa disebut teman, apalagi
individu-individu bernyawa yang tentunya ada di sekitar dan di keseharian kita.
Misalnya tukang tambal ban, bapak tukang tambal ban itu membantu kita dalam
membenahi ban kita yang bocor, mereka memiliki sifat dasar sebagai teman:
membantu. Dan teman tambal ban tersebut menjadi teman kita dengan menempuh
proses, salah satunya proses membantu, atau lebih luas lagi bernama interaksi.
Teman
tak pernah habis, tak pernah kadaluarsa, makanya tidak ada yang disebut “bekas
teman” dan tidak ada yang terjual di penjual barang bekas. Teman itu abadi, dan
tentunya tidak ada yang luntur. Karena semua adalah teman, jadi tidak aku tidak
berwenang memberinya predikat “dekat” atau “jauh”. Semua sama, baik yang baru
kenal atau lima tahun dekat, baik dari asal tempat tinggal ataupun tenam kerja.
Everyone = friends.
Teman
adalah yang mengantarkan kita kepada berbagai situasi dan kondisi. Bahkan dapat
dikatan bahwa teman adalah pengaruh utama dalam pencapaian ini. Karena tak satu
menit pun hidup kita terlewatkan tanpa teman. Thanks.
0 comments:
Post a Comment