Sunday 18 November 2012

CINTA si TUPAI JUNIOR


CINTA si TUPAI JUNIOR
(18/11/12). Aku mulai nulis ini di atas ranjang bergambar Aladin di dalam kamar tidurku, karena diluar hujan. Kamar yang sangat berantakan, apalagi mejanya. Majalah, buku, celana olahraga, jaket, kemeja, ultraman semua ada di atas meja. Termasuk laptop dan hape. Maklum, sambil dengerin lagu dan smsan sama pacar (baru). #cie.
TAHUN 2010, KULIAH, SEMESTER PERTAMA. Sesuatu yang menggelegar bukan? Biasa aja ya. Ketika itu Aku biasa dipanggil Damar, bukan Aditya. Karena bukan Cuma aku tok yang nama awalnya Aditya. Pasaran. Bukan salah ibu, bapak, ketua RT atau siapapun kalo namaku pasaran, dan bukan soal nama juga yang mau aku certain disini. Sebenarnya Aku paling males kalo mengungkapkan keluguanku didepan umum, tapi gak apa-apa lah demi kemaslahatan masyarakat. #gak penting.
Aku mau cerita tentang geliat keluguanku ketika pacaran untuk pertama kalinya. Iya, lugu. Komennya nanti aja yah!. Jujur. Aku pacaran pertama ya pas semester pertama di bangku kuliah (bangku yang nempel sama meja). Soalnya pas SMA aku murni cari ilmu, #hitam. Ini tentang pacar pertamaku dan sekarang udah jadi mantan, dia bernama Setyorini, biasa dipanggil Rini. Minimalis tapi kurang komersial. Yaudah, biar lebih kedengeran keren kita sebut saja Airin. Lumayan kan?. Cewek asal Cilacap yang dikenal dengan logat Ngapak ini memiliki wajah yang kumayan cantik, biasalah akunya juga ganteng gini. #werr. Pinter dan rajin secara akademik, berjilbab, dan lebih posturnya lebih tinggi daripada aku. Dia BAIK.
#LoveAtFirstSight (?)
Aku lihat dia duduk didepanku (di kursi yang nempel sama kursi juga), itu saat pertama melihatnya padahal udah beberapa minggu kita kuliah #aneh. Dan aku tertarik. Ketika itu dia mengenakan kaos panjang bergaris horizontal kuning-hitam, malah mirip tawon. Dulu aku memberinya judul “Ratu Lebahku” terinspirasi lagu Ratu Lebah – RAN. Duduk dibelakangnya itu menyenangkan banget, wanginya lembut dan gak habis-habis. Mirip molto ditambah hmm.., minyak kapak. Mengingat betapa lamanya aku menjadi jomblo, sekitar 18 tahun Mblo! Aku langsung menjoba untuk menjadi Gentle jadi aku minta nomer hapenya, lewat temanku. :-). “Syid, Rosyid.. kamu punya nomernya si Airin? Minta dong” #ngrebutHP tanyaku di serambi masjid sambil nunggu Mata Kuliah Olahraga sore itu. “Langsung tembak wae Mar,” ramal Rosyid. Live! (langsung!) aku kirim sms ke Airin. Berikut sms dan komentarnya:
“Hay, ini Airin yah? Titik dua kurung tutup” <maksudnya :-), ramah kan aku?, hehe>
“eah, qm cp euah?” <emang dia agak unik kok, santai ya jd jangan di komen K>
“aquw Damar, eang td ddudug dblakang kmoe” <mencoba serasi>
Ya gitu-gitu deh pokoknya. Biasalah PDKT namanya. Isinya deg-degan, senyum-senyum kalo dibales, gusar-gelisah-gundah kalo nunggu dibales. Sampai suatu saat aku berani nembak walau dari telepon, ketika dari telepon belum ada jawaban “ya” jadi aku ulangi secara LIVE! di kelas. Hanya sedikit yang tahu, paling Rosyid dan Ditya. Gak romantic dan unformal, itu cara nembakku waktu itu. Secara, that My first timeeeee, woah…… Sampai kuliah hari itu usai pun dia belum bilang “iya.” Yaudah. Aku pun juga telah berada dirumah. Sambil makan siang, aku cek Hp dan terlihat tulisan “1 message from Airin-gebetan.” Aku buka, baca. Dan ,Oh damn!!!!! Dia menolakku. “Maaf aku gak bisa Mar L.” Pacahkan saja piring ini!!!! (#eh jangan masih ada nasinya kok). Aku balas smsnya “hehe.. jadi kamu anggep yg kemarin itu beneran?” #menggelak (biar gak kelihatan bodo). “Maksudku gak bisa nolak :-),” Jawabnya. Nafsu makan ku bertambah. Hah! Yaaaaap! Dan kami JADIAN.
Demi Ultraman, sampai sekarang aku lupa berapa tanggal kita jadian. Dan mulai saat jadian keluguan yang aku sebut terlihat. Hal terbanyak yang bisa aku lakukan ketika itu, ketika pacaran adalah SMSAN (kegiatan saling bertukar/berkirim pesan singkat via Hp). Aku Pacaran. Di kelas aku bertanya sama Rosyid “Syid, Rosyid.. Pacaran itu. Gimana?” tanyaku pasrah. “Ini pertamamu? Jalani saja,” jawabnya sambil ngakak. Yaudah, yaudah. Sayangnya Di dunia ini gak ada ibu peri sih, eh lupa aku kan juga gak percaya sama peri. Aku belum pernah kayak gini. Apa ini terlau cepat? Gak! Aku YAKIN.
It’s shocking woah. Aku kaku, dan mencoba ramah seperti biasa. Tapi ini monoton. Setiap hari hanya: Sms, sms, dan sms. Lupa sms, marah. Aku pun sampai merasa bahasa kita berbeda. Aku menjadi seseorang yang berbeda, bisu dan linglung. Tapi dia seperti ibu peri, selalu perhatian dan sayang. Sebotol Mizone selalu diberikannya kepadaku ketika berolah-raga, aku tidak pernah meminumnya tapi tak kasih ke teman-teman. Tapi aku memakan habis krupuk tengiri yang ia bawakan dari rumahnya, oleh-oleh. Aku tidak pernah mengajaknya jalan, aku juga jarang antar-jemput dari kost ke kampus dan sebaliknya. Pernah dulu aku mengantarkannya ke tempat bimbingan bahasa inggris. Sampai, dan langsung ku tinggal pulang. Aku begitu tega ya?. Padahal aku tidak ada acara lho, dia sendirian. “Kamu boncengin pacarmu sendiri aja dari belakang udah kelihatan gak ikhlas kok! Payah!,” kata Bryant, Temanku.
Sampai datang hari itu, ketika itu ada turnamen futsal antar program pendidikan (prodi) di kampus. Prodi kita bermain, melawan Pkn. Kami melakukan hal yang biasa disana, tidak banyak omongan. Pertandingan yang menarik, sampai saat pulang aku mendapati spion motorku patah di parkiran. Aku bingung karna harus pulang dengan 1 kaca spion, jadi aku mampir ke kost Airin untuk memperbaiki spion itu. Tentunya juga selain mengantarkannya pulang. Dia mengambil apapun yang bisa sedikit memperbaiki. Dia membawa plester bolak-balik dan hansaplast. Aku tersenyum. Dia melilitkannya di besi batang spion. Lumayan. Dan sore itu aku pulang.
Malam itu masih biasa saja. Seperti langit dan birunya, seperti diam dan emasnya. Aku bingung harus bagaimana, pikiranku lebih mendekati keputusan untuk menghentikan semua ini. Bergejolak. “Rin, kita putus ya,” bunyi pesanku. Aku gak tau apakah dia sedih, tapi yang pasti aku sedih dan bersalah. Kita resmi tidak menjadi pacar setelah itu. Cinta 2 minggu. Dan aku pun tidak pernah menyinggung hubungan kita saat bertemu langsung dengannya. Di kelas. Ini lebih tentang mata, bukan hati. Payah!
Ada yang menyebut cinta monyet, ada yang nemu minta brontosaurus. Aku merumuskan bahwa ini, Cinta Tupai Junior. Si Junior yang masih belajar melompat, pastilah ada jatuhnya. Tapi itulah satu-satunya cara agar dapat disebut pintar melompat.

###
Kamu.
Tembakan pertama.
Pacar pertama.
Mantan pertama.
Pelajaran pertama.
Kita gak pernah kamana-mana. Dan Jangan salahkan siapa-siapa.
Salah kita.
Aku tahu kamu menyayangiku, dulu.
Tahu dari kamu dan teman-temanmu.
Aku pernah jadi Justin Biebermu, tapi kamu gak bisa jadi Selena Gomezku.
Walaupun sudah ku paksakan.
Sorry, karna aku telah membuatmu membuang-buang waktumu untukku.
Aku. Anak laki-laki pemberani tanpa komitmen.
Terbanglah, LEBAH


“CINTA ITU BUKAN CEPAT, TETAPI TEPAT”
MAAF DAN TERIMAKASIH. :-)
ALL IS WELL, :-)
Nb: Ohya teman-teman bukan 2 minggu ya, tapi yang benar setengah bulan. Seperempat hati? Mungkin. :-) Maaf teman-teman, dulu aku orang yang menyebalkan. Tak bermaksud memberikan harapan palsu, but I just follow my heart. Hey-Art! :-)
Terimakasih kepada pacarku yang telah mengingatkan kalo aku juga punya mantan pacar yang baik yang tidak salah jika diceritakan. Semoga setelah ini tidak ada PUTUS-PUTUS yang lainnya. Amiin..
Goodbye Bee..
 “VIVA LA AVIVAH”
I love you, my sugar baby. :-)
Categories:

0 comments:

Post a Comment