Di sini, putus cinta adalah putus hubungan pacar. Bukan patah hati, karena terkadang pacaran itu tidak pernah melibatkan Hati. Werr..
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengamatan pada lingkungan sekitar, disertai dengan analisis dangkal. Sekadar hiburan yang mungkin terkandung kebenaran di dalamnya. Sekali lagi, bukan untuk menyindir kalian yang sedang pacaran, bukan memberi referensi teknik memutuskan hubungan untuk kalian yang terjebak ke dalam hati yang asing, dan tulisan ini bukan ditujukan untuk mengingatkan kalian yang pernah diputusin pacar. Jomblo! Ya, tulisan ini saya dedikasikan untuk jomblo yang setia dengan ikrar yang terdengung dalam dinding-dinding hati yang tak dipungkiri semakin rapuh, berbanding lurus dengan pemanasan global. Hikhik.
Semakin tua umur tanah-air ini, semakin banyak pula remaja Indonesia yang menjalankan prosesi pacaran. Entah apapun alasan dalam berpacaran, yang pasti saya yakini adalah semakin banyak yang pacaran semakin banyak yang putus. Bukan bermaksud memandang remeh janji yang kalian ucapkan pada saat nembak atau ungkapan ambigu yang mewarnai setiap malam jelang tidur. Walaupun putus memang sebuah kemungkinan dari beberapa kemungkinan, tapi memang itu adanya. Meletus juga merupakan sebuah kemingkinan, pada balon yang terus ditiupkan udara kedalamnya, tanpa tahu setipis apa balonnya, tanpa paham kapan waktunya berhenti meniup. Dor! Kaget. Mengelus dada.
Kalian akan mengalami Putus setalah menjalani status Pacaran. Maksudnya, kalau tidak pernah pacaran ya tidak akan putus. Jadi, jangan sembarangan panggil orang lain “mantan”, pacaran aja belum Mblo! Dan inilah alasan-alasan pemuda konyol putusin pacar, beserta analisa:
1. Bapak-Ibu Melarang.
“Maaf ya Mas, sama Ibu Aku engga boleh pacaran. Kita putus ya.”
Karena Orang tua melarang??? Orang tua jenis apa yang mengizinkan anaknya pacaran? Jenis teranyar~
Jika pacar kalian dulu pernah memakai alasan ini, jangan pikir dia adalah anak yang berbakti dan 100% nurut orang tua. Karena lebih tepatnya, dia adalah anak yang telat minta izin kepada orang tuanya. Mungkin, dia waktu sekolah ngasih surat-izin-tidak-masuk-sekolah-karena-sakit pas sudah sehat. Telat dan tidak berguna. Izin itu seperti niat, sesuatu yang ada di awal tetapi mempengaruhi sampai akhir.
2. Fokus Belajar.
“Kak, ini mungkin engga enak, tapi Adik yakin ini terbaik. Kita masih sekolah. Aku ingin fokus belajar. Masa depan.”
Belajar jadi tidak fokus??? Pacaran di kelas atau pacaran sama papan tulis?
Alasan ini biasa digunakan oleh pelaku yang masih dalam kategori Pelajar. Anak sekolahan menggunakan senjata ini untuk mengusir kakak kelasnya. Pengguna alasan ini kebanyakan adalah pelajar di tahun awal (SMP kelas VII & SMA kelas X) yang takut sama kakak kelas yang juga berperan sebagai pacar. Jadi kalau pacarmu dulu pernah pakai alasan ini, jangan pernah berpikir bahwa pacarmu adalah juara olimpiade nasional atau pemegang rekor sebagai ranking pertama sejak taman kanak-kanak. Karena orang pintar minum tolak angin, bukan minum pacar. Eh.
3. Aku Enggak Nyaman Pacaran Satu Sekolahan/Kampus/Tempat Kerja/Organisasi.
“Sorry, Aku baru ngerasain ini. Kita putus yah. Aku udah ngga nyaman.”
Tidak nyaman??? Bayi pasti juga ngomong kayak gitu kalau popoknya udah kebanyakan nyimpen pipis.
Beberapa orang menganggap bahwa solusi atas situasi ini adalah keluar atau pindah dari tempat yang sama. Tapi bukan itu. Karena, sebelum ungkapan ini muncul pasti ada ketidaknyamanan atau bahasa jujurnya “kamu begitu mengganggu”. Kemungkinan lainnya adalah pacarmu udah malu pacaran, atau dia melihat ada eek yang lebih berkilau.
4. Aku Enggak Bisa LDR.
“Aku engga bisa jauh-jauh dari Kamu. Kita udahan aja ya. Hatimu masih Aku bawa.”
Tidak bisa berjauhan??? Jadilah bayangan, yang nempel Cuma kakinya, bukan hatinya.
Alasan diatas adalah hal wajar yang diucapkan oleh orang yang menganggap pacarnya sebagai Tukang Ojek (inilah yang sebenarnya disebut “Lebih dari Pacar”). Setia dan penuh manfaat. Antar-jemput sekolah/kampus, delivery makan malam ke kost, antar-jemput pasar, mall, stasiun atau bandara tanpa kepastian setelahnya adalah hal biasa. Kalau terpisah jarak ya terasa kurang, mau kemana-mana bingung. Tapi tenang, sudah banyak Ojek Online yang beroperasi. Eits, tapi bayarnya ya pakai uang, bukan kasih sayang, yang kadang lebih banyak palsunya. Ihiihi.
5. Kita Kakak-Adik’an Aja.
“Mamas, Aku pengen putus. Aku mau kita Kakak-adik’an aja.”
Kakak-Adik’an aja??? Semena-mena~
Bagi kalian yang mungkin pernah menerima Request menjadi Kakak-Adik, coba pikirkan: kenapa menurut pacarmu kalian pantas menjadi kakak beradik? Kerap mengecup kening sebelum tidur (walaupun lewat messager)? Terlalu sering menyuapinya? Mengganti popok? Hm.. mungkin kalian terlalu memanjakannya. Jika hal ini terlanjur terjadi, pihak lain yang direpotkan adalah orang tua kita, karena mereka harus bolak balik ke kelurahan setempat hanya untuk ngedit kartu keluarga. Sabar Ma, nambah anak, nambah rezeki. Katanya. Aamiin.
6. Kamu Terlalu Baik.
“Kita udahan aja ya, Kamu itu terlalu baik buat Aku. Kamu pasti dapat yang lebih baik.”
Kamu terlalu baik??? Seburuk apa yang kau minta?
Jika kalian menerima alasan seperti ini, pertama pasti bingung. Mungkin maksudnya agar kamu berpikir bahwa kamu bukanlah pihak yang bersalah, akhirnya diharuskan untuk tabah dan menerima takdir bahkan berbangga hati. Tapi masih membingungkan. Harus berlaku seperti apa? Jahat dosa, baik disalahin. Dan takaran terlalu baik itu sangat samar, mungkin: di jalan nemu duit Rp. 10.000 enggak diambil, tapi malah ditambahi Rp. 100.000,. Kamu Terlalu Baik adalah Kamu membosankan! (versi formal, sopan, dan klasik). Mungkin pacar kamu itu salah didik, kata orang tuanya dulu “nak, kalo udah gede cari pacar jangan yang terlalu baik lah. Copet, begal atau rampok lebih mantab.”
7. Kamu Jomblo Sih!
“Kita putus!” | “Lhoh emang ada apa?” | “Ternyata selama ini kamu Jomblo!”
Karena kamu Jomblo! Ahhahha. Kamu nafas sih!
Ada apa dengan Jomblo? Haha. Alasan ini adalah alternatif belaka. Hanya digunakan untuk kalian yang telah bosan menggunakan apa yang telah luas beredar. Atau saking enggak ada alasan lainnya untuk putus dengan pacar. Atau kalau sudah bosan pacaran ya jangan banyak alasan. Jomblo aja~
“Wer fliegen lernen will, muss zuerst mit beiden Beiden auf dem Boden stehen.”
“Kalau mau belajar terbang, harus berdiri dulu. Berdiri diatas kaki sendiri.”
-Adolf Hitler.
“Berbahagialah kedua belah pihak. Jangan lupa jaga nama baik.”
-Jomblo Berkarakter Kuat dan Cadas.